Friday, February 29, 2008

Kenapa Telkom Speedy Harus Putus?

Hari ini kabel jaringan internet milik Telkom sedang mengalami masalah. Beberapa sumber mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan adanya pembangunan flyover di Palembang. Keterangan tersebut disampaikan Communication Manager Telkom Divre V Jatim, Djadi Soegiarto kepada detiksurabaya.com, Jumat (29/2/2008).

Hal ini memengaruhi akses internet kepada beberapa situs dengan server berada di luar negeri menjadi terganggu. Bagi situs-situs yang memiliki server yang berlokasi di Indonesia, hal ini tidak memberi pengaruh berarti bagi para pengunjungnya.

Namun, kenapa harus putus? Ya, karena memang sudah takdirnya harus putus. Sudah takdirnya hari sebagian pekerja-pekerja online, web publisher, adsense publisher, dan blogger harus meluangkan waktunya menonton sinetron ketimbang berselancar di internet.

Tapi semuanya pasti akan kembali normal. Semoga.

Baca selengkapnya..

Wednesday, February 27, 2008

Independensi dan Orisinalitas Bersuara

carilah ksatria baja hitam yang asli


Bukan kali pertama ini dia duduk dan berlagu dengan gitar di depan kamarku. Bukan kali ini pula aku merasa terganggu dengan suara yang ditimbulkannya. Tak jarang ia melagukan Tompi atau Maliq ‘n the Essentials sepenuh hati dengan tangga nada yang tak rata sehingga membuat tak rela siapapun yang mendengarnya. Tahukah kalian bahwa saat ini pun aku masih bisa mendengarkan suaranya bernyanyi dari dalam kamar mandi.

Ini bagian kritik pribadi dan tanggapan emosional yang negatif
Dia memang seorang penggemar musik jazz, sudah bisa terlihat dari dua penyanyi yang telah saya sebutkan sebelumnya, ditambah dengan Level 42, Dave Koz, ataupun Louis Armstrong. Pada dasarnya dia punya suara yang bagus kalau boleh dikatakan tidak jelek. Pertama kali mendengar suaranya saya terus terang tak kecewa, namun dengan sedikit hal yang mengganjal. Dia selalu menambahkan vibra pada SELURUH bait lagu yang dinyanyikannya. Saya jadi teringat Yana Julio yang juga punya karakteristik menyanyi sejenis. Namun Yana Julio melakukannya dengan baik, dan sang kawanku tidak. Sayangnya...

Dia membuat vibra pada bait lagunya dengan aksen yang dibuat-buat, sehingga selalu membuatku sebagai pendengar yang terpaksa, selanjutnya menggumam dalam hati,”Capeekk, deehh...”

Ini bagian pemahaman sosial dan tanggapan logis yang positif
Setiap sisi buruk pasti memiliki sisi baik, begitu pun dengan fenomena yang terjadi pada kawanku yang satu ini. Jika Priyadi dan Budi Rahardjo meributkan soal kebebasan berpendapat dan menulis dalam blog, maka kawan saya ternyata memiliki kebebasan bersuara yang serupa. Di antara seluruh penghuni kos, hanya dia yang memiliki karakteristik menyanyi seperti itu: dengan vibra di mana-mana.

Sebagai sebuah hak kebebasan bersuara, maka boleh saja ia bernyanyi dan bergitar di sepanjang koridor kos kami, terlebih di dalam kamarnya sendiri, jikalau ia merasa bersenang ataupun bersedih hati. Dengan lagu apapun. Lain kesempatan pernah juga saya bermain gitar dan bernyanyi, dan mendapatkan hak yang sama. Tak ada seorang pun yang menegur bahwa lebih baik aku menyanyi Slank saja daripada berlagu Yovie and the Nuno yang konon berlaku curang dan mengajarkan perselingkuhan itu.

Jadi secara sederhana, kebebasan bersuara telah ditegakkan di dalam kos saya. Semoga hal itu juga terwujud dalam blog ini.

Baca selengkapnya..

Monday, February 25, 2008

Konsumen Selalu Benar

Beberapa hari yang lalu, kami mendapatkan seorang klien dengan order dengan desain yang sangat sederhana namun dalam jumlah yang cukup banyak, 18 rim kertas HVS. Desain tersebut berupa logo Departemen Perhubungan Republik Indonesia yang dicetak sebagai background berwarna kuning. Namun, kesederhanaan tak berarti minim kemungkinan kesalahan. Dan kali ini pengalaman kembali mengajarkan bahwa tak ada yang boleh disepelekan dalam setiap hal, sesederhana apapun.

Sang klien datang dengan membawa sebuah file yang berupa logo Departemen Perhubungan. Saya menerima file tersebut mengopinya pada flashdisk dan beberapa waktu kemudian sudah dijemput oleh supplier yang bertugas membuat film transparan dari file tersebut. Dari bentuk film transparan tersebut kemudian ditransfer ke dalam bentuk lembaran film plat seng yang siap untuk dicetak oleh operator tukang cetak kami.

Memang tukang cetak kami begitu piawainya dalam mengoperasikan mesin Toko, sehingga tak kurang dari 3 jam selesailah sudah kedelapanbelas rim kertas tersebut dalam cetakan yang sempurna. Sang klien datang pada sore hari, dengan bangga kami memersembahkan hasil kerja sang operator cetak. Namun, nasib berkata lain, kedelapanbelas rim cetakan tersebut ditolak! Bukan karena kualitas cetak yang buruk, melainkan kesalahan posisi dalam mencetak. Seharusnya ia dicetak pada posisi landscape bukan portrait.

Tak pelak, konsumen protes keras sebab cetakan tersebut memang pada hari itu juga harus diserahkan. Ia menyalahkan saya sebab saya yang menerima file tersebut. Dia katakan bahwa dia ingin dicetak seperti apa yang ada di file yang dia serahkan. Saya pun menyangkal dengan cukup keras bahwa saya telah menerima apa adanya dan telah terjadi mispersepsi pada keinginan sang konsumen. Saya hanya melihat pada bentuk logo dan tidak diberi pesan bahwa logo tersebut harus dicetak pada bidang landscape.

Namun masalah tersebut dapat diselesaikan dalam waktu singkat dan menjanjikan bahwa ia dapat mengambil revisi cetakan esok hari tepat pada waktu yang sama.

* * *

Dari kasus pengalaman di atas, saya kembali mengambil kesimpulan bahwa dalam dunia cetak mencetak proof dari klien adalah sangat penting. Kesederhanaan order sang klien yang hanya mencetak sebuah logo di atas kertas ternyata menyimpan potensi kesalahan yang terbukti besar. Seharusnyalah sebelum naik cetak, konsumen disodorkan print out dari cetakan yang akan dibuat, dan membubuhkan tandantangan persetujuan di atasnya. Sehingga apa yang diinginkan klien dapat dimengerti secara jelas oleh percetakan.

Hal kedua yang saya ambil adalah seberapa keras saya menyangkal kesalahan saya pada waktu itu, pada akhirnya konsumenlah yang benar. Ungkapan klasik “customer is king and king can do no wrong” rupanya cukup memberikan penjelasan. Apalagi bila tidak ada approval, maka yang harus mengalah adalah pihak pemilik usaha sebagai pelayan kepentingan konsumen.

Lebih jauh menelusur ke masa lampau, ketika saya masih menjadi konsumen di perusahaan tempat bekerja sekarang, saya merasakan bahwa konsumen selalu saja benar. Jika saya menemukan order cetakan saya tidak sesuai dengan yang saya inginkan, maka kesalahan langsung saja saya lemparkan pada pihak penerima order.

Ketika saya membuat cetakan dengan latar hitam dan membuat CMYK bernilai 100 semua, maka yang saya dapatkan adalah tulisan putih yang tidak sempurna alias kabur. Hal ini disebabkan proses warna hitam yang melalui pencetakan sebanyak 4 kali. Dalam 4 tahap cetak tersebut, dimungkinkan adanya hasil yang meleset sehingga membuat gambar tidak akurat. Dalam pikiran saya, percetakanlah yang paling tahu perihal cetakan. Percetakanlah yang bertugas mengecek sebuah file benar-benar aman untuk dinaikkan ke dalam mesin cetak sehingga hal-hal yang mungkin menurunkan kualitas cetak dapat sekecil mungkin diminimalisir.

Dan ketika saya berada posisi yang berbeda saat ini [sebagai penerima order cetakan], ternyata hal tersebut tidak mudah. Saya terkadang protes sendiri kepada beberapa pemberi order cetak [Terutama mahasiswa yang baru saja berkenalan dengan CorelDraw. Biasanya mahasiswa teknik UGM] yang sedikit banyak menyusahkan saya untuk mengoptimalkan hasil cetakan. Bagaimana tidak, jika para mahasiswa itu begitu senang menggunakan lens, transparency, bitmap pattern, drop shadow, dan hal-hal berat lainnya dalam jumlah besar? Pernah saya menemukan sebuah file brosur 2 halaman dengan 75 buah efek transparency! Bayangkan betapa beratnya komputer saya walapun saya hanya mengoperasikan zoom tool! Perlu diingat bahwa penggunaan hal-hal tersebut memakan memori komputer yang tidak sedikit dan membuat respon komputer menjadi turun drastis. Dasar Mahasiswa! Huh! [klo ini memang bener-bener sebal]

Namun konsumen tetaplah pihak yang benar. Tidak mungkin saya membuang efek-efek tersebut, karena efek-efek itu yang mendominasi keseluruhan desain. Ketika saya memerlukan optimasi dalam bekerja, maka saya pun mengambil jalan tengah, menekan Ctrl+A, memilih menu "Convert to Bitmap" dan mengeset pada angka 300 dpi.

Saya memang curang. Bye, bye vectors...

Baca selengkapnya..

Sunday, February 24, 2008

Dollar Ngepet 2008: Meningkatkan Konsistensi dan Ketahanan Mental Bisnis Online dalam Menghadapi Tantangan Tahun 2008

dollar ngepet seo graphic art


Menghadapi tantangan dunia usaha online dan segala aspek yang berhubungan dengannya, maka diperlukan sebuah pemahaman serta pembelajaran yang bersifat kontinu. Hal ini dapat diterapkan dengan diselenggarakannya forum, diskusi, seminar, atau pertemuan informal yang membahas tentang topik yang bersangkutan.

Menyambut tahun 2008 serta Imlek tahun tikus, forum Jumatan [dot] com Insya Allah akan menyelenggarakan sebuah forum diskusi terbuka mengenai online earning pada tanggal 5-6 April. Berbekal kesuksesan acara serupa pada penghujung tahun sebelumnya: "Tolak Banned 2207" , forum diskusi bertajuk "Dollar Ngepet 2008" ini menghadirkan master-master [tidak termasuk king master untuk jual beli mobil 2nd] dalam dunia internet marketing:
  • FreeBloggerTemplates alias Isnaini
  • Pogung 177 alias Dwi Hermanto
  • Jumbet alias Irawan
  • Joomblo alias Yudhis
  • Mahasiswa Bodoh alias Ilham Saibi
  • dan artis ibukota master pendukung lainnya...
Darren Rowse dan Jeremy Schoemaker dikabarkan sangat berminat menjadi peserta dalam forum diskusi ini, namun tipis kemungkinannya untuk dapat ikut berpartisipasi mengingat jadwal panggung mereka yang cukup padat.

Informasi pendaftaran sampai artikel ini diturunkan belum dapat dikonfirmasikan. Bagi yang berminat, dapat menunggu informasi dari blog rekan Isnaini atau rekan Ilham Saibi. Dapat juga berlangganan melalui RSS feed blog sampah ini untuk mendapatkan update sampah terbaru.

Baca selengkapnya..

Saturday, February 23, 2008

Jadi Newbie Apa Salahnya? Penalaran Praktis Tentang Status Pemula Pada Tahapan Pembelajaran

newbie graphic pop art


Ketika saya pertama kali bergabung dengan forum publisher AdSense Indonesia, saya menemukan sebuah kata yang terlihat begitu keren: newbie. Merujuk kepada Encarta Dictionary Tools, kosakata newbie dijelaskan pada entri sebagai berikut:
new•bie (plural new•bies) or New•bie (plural New•bies) noun
somebody joining something new: somebody who is new to an activity such as using the Internet or playing a computer game
Seseorang yang memulai untuk belajar tentang sesuatu yang baru di mana ia belum pernah sekalipun mengenal bidang tersebut, itulah newbie. Pada saat itu, saya memang benar-benar seseorang yang baru saja berkenalan dengan dunia online earning.

Begitu kerennya kata itu, sehingga pada thread pertama yang saya buat dalam forum, saya dengan bangga menyebut diri sendiri sebagai newbie. Kira-kira begini baris kalimatnya,
”Jika yang lain bertanya tentang apa itu RSS Feed, maka saya akan menanyakan hal yang lebih primitif lagi: Feed itu apa ya?. Mohon pencerahannya, maafkan saya yang newbie ini”
Beberapa jawaban saya terima pada thread tersebut meskipun dengan kuantitas jawaban yang minim. Walaupun begitu saya sangat berterimakasih atas bantuan teman-teman yang telah menjawab :-) Alhamdulillah, saya kemudian mendapatkan penjelasan yang sangat lengkap mengenai apa itu feed pada blog milik Enda Nasution. Ternyata saat ini saya baru menyadari bahwa menjelaskan perihal feed memang tidak bisa dilakukan dalam tiga paragraf.

Meminta penjelasan tentang feed merupakan sebuah hak yang saya punya sebagai seorang newbie. Namun ketika saya menambahkan embel-embel permohonan maaf saya sebagai seorang newbie, apakah itu perlu? Apakah salah menjadi seorang newbie?

Newbie Sebagai Sebuah Tahapan
Saya percaya kepada anda bahwa anda yakin bahwa tak ada sesuatu yang dapat dibuat secara instan. Seorang tukang jahit lulusan SMK yang pekerjaan sehari-harinya tak ada lain kecuali menjahit, tak mungkin tiba-tiba dalam dua hari mampu membuat sebuah program komputer berbasis linux yang berfungsi menghitung efisiensi mesin jahit, kapasitas produksi, berikut proyeksi profit penjualan hasil jahit dengan beberapa variabel. Pada hari berikutnya dia telah membuat sebuah situs yang khusus menangani penjualan hasil produksi konveksinya secara online. 1000% tak mungkin.

Seorang tukang jahit memang mungkin menjadi seorang webmaster, coder, sekaligus programmer komputer, tapi bukan dalam dua hari. Ia bisa saja terus menjahit pada siang hari dan pada malamnya secara rutin belajar mendalami ilmu komputer. Ketika pada bulan keenam dia telah berhasil membuat sebuah situs tentang konveksi yang menjual hasil jahitannya, maka saya tak akan berani berkata “tidak mungkin”.

Di sini dan pada berbagai cerita lain yang pernah kita temukan, tersebutlah apa yang dinamakan sebagai proses. Bahwa di antara awal dan akhir terdapat tengah yang memiliki cerita berbeda. Andaikan saja saya berada di Jogja dan berencana untuk ke Jakarta untuk sebuah keperluan bisnis. Maka perjalanan saya dari Jogja ke Jakarta adalah sebuah proses.

Menjadi seorang newbie atau pemula merupakan sebuah tahapan yang paling susah. Bila diibaratkan kita berusaha untuk mendorong mobil, maka dorongan pertama adalah yang paling berat. Mobil sedang berada pada posisi diam dan membutuhkan energi ekstra untuk membuatnya kepada posisi bergerak. Ketika mobil telah bergerak maka energi yang dibutuhkan untuk mendorong mobil takkan butuh sebesar pada saat awal karena mobil telah menemukan gaya geraknya. Yang diperlukan kemudian adalah konsistensi untuk menjaga agar mobil tersebut dapat terus bergerak dan bergerak.

Saya pun merasakan hambatan dan beban yang begitu berat saat memulai untuk mendalami lebih jauh tentang apa yang baru saja saya kenal sebagai internet marketing. Ketika saya bertemu dengan kosakata feed, CTR, pagerank, inbound link, longtail, SEO, template, dan sebagainya, sepertinya saya memang tidak tahu apa-apa soal internet saat itu selain Friendster, Yahoo!, Google, dan beberapa situs XXX .

Tetapi, syukurlah kemudian saya menemukan teman-teman senasib satu tikar, dan kawan-kawan di forum AdSense-Id yang tidak pelit dalam berbagi ilmu dan pengalamannya. Hingga saat ini saya merasa telah memiliki pengetahuan dasar tentang apa yang saya cita-citakan dalam dua tahun ke depan dan seterusnya. Tinggal mengembangkan, menambah pengalaman, serta menjaga konsistensi yang merupakan bahan bakar untuk terus melangkah maju.

Newbie: Penyalahgunaan Kosakata serta Kesalahan-kesalahan yang Kerap Dilakukan oleh Newbie
Kesalahaan pertama yang saya anggap menjengkelkan di sini adalah newbie yang mengaku sebagai newbie ketika bertanya kepada seseorang yang dianggap lebih tahu. Saya merasa menyesal ketika membuka thread saya yang pertama kali pada forum AdSense-Id yang menyatakan saya adalah seorang newbie dan butuh penjelasan mengenai feed. Lalu dengan rasa pakewuh ala Jogja saya pun meminta maaf atas ke-newbie-an saya.

Sederhananya tanpa memberi tahu bahwa seorang newbie adalah newbie, jumlah post serta kualitas pertanyaan dapat menyatakan seberapa derajat seorang user dalam forum. Kesan yang didapat ketika seseorang mengaku sebagai newbie adalah ingin secara instan mendapatkan respon. Mengaku sebagai newbie terkesan ‘memaksa’ orang yang lebih tahu untuk segera memberikan jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan. Newbie adalah orang istimewa, serupa fakir miskin yang patut dikasihani, sehingga mengabaikan newbie bisa ‘berdosa’. Setidaknya itulah anggapan saya tentang newbie yang mengaku newbie.

Nah, yang lebih menjengkelkan adalah expert yang mengaku sebagai newbie. Mengakunya newbie, baru saja membuat website yang katanya “nggak mutu” tetapi setelah dicek ternyata unique visitor berada pada angka 100 per hari! Orang seperti ini terkesan ingin mengetes kemampuan orang lain yang ujung-ujungnya adalah unjuk kemampuan alias pamer alias show off. Padahal hakikatnya sebuah ilmu adalah untuk dibagi dan dikembangkan bersama, bukan sebagai alat pamer kekuatan seseorang yang bertujuan untuk merendahkan orang lain.

Maka melalui artikel ini saya menghimbau [seperti pemerintah] kepada seluruh rekan, kawan, dan teman pemula untuk TIDAK mengaku dirinya sebagai newbie ketika bertanya atau berdiskusi dalam sebuah forum. Adanya forum dan kolom komentar pada blog bukanlah tempat untuk meminta belas kasihan dengan mengaku sebagai newbie, namun sebagai tempat berdiskusi dan menjalin pola interaksi yang positif.

Kita semua berawal dari pemula yang tidak tahu apa-apa, dan membutuhkan proses tersendiri untuk menggenggam dunia. Mari maju bersama tanpa meminta belas kasihan dengan menyalahgunakan kata newbie.

PS: Post ini diilhami dari celetukan Isnaini tentang newbie pada pergelaran tikar Jumatan [dot] com malam tadi, Jumat, 22 Februari 2008.

Baca selengkapnya..

Friday, February 22, 2008

Arti Sebuah Nama, Pemilihan Domain yang Kontra SEO, Mungkinkah?

counter seo domain name graphic art


Sering sekali saya melihat dan membaca berbagai tulisan mengulas tentang Search Engine Optimization yang bertujuan menempatkan posisi yang nyaman [baca: halaman pertama] sebuah situs dalam SERP. Topik SEO saat ini telah menjadi sebuah bahasan yang tergolong sebagai hot topics mengingat teknik optimasi mesin pencari merupakan sebuah disiplin ilmu non-eksak yang terus mengalami perubahan setiap waktunya. Maka, ketika terjadi sebuah perubahan kondisi atau sebutlah fenomena yang di luar kebiasaan, sebagai misal sandbox, maka teori-teori baru yang menerangkan tentang fenomena tersebut mulai bermunculan. Saat itulah teori SEO mengalami revisi dan sekian kali pembaruan.

Bahasan Singkat Tentang SEO
Namun hal apa sajakah yang sebenarnya memengaruhi search engine untuk menempatkan sebuah situs pada halaman pertama hasil pencariannya?

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang dijawab oleh ilmu SEO dengan menggolongkannya ke dalam 2 jenis optimasi: On page optimization dan off page optimization. On page optimization merupakan teknik SEO yang diterapkan pada situs itu sendiri. Sederhananya, optimasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan seluruh informasi yang ada di dalam situs agar dapat dengan mudah dibaca dan diindeks oleh robot mesin pencari. Logikanya, semakin banyak informasi yang diindeks, semakin relevan informasi yang dicatatkan oleh robot pencari, maka kemungkinan sebuah situs untuk bertengger pada halaman pertama hasil pencarian search engine.

Optimasi on page berkisar pada pemilihan nama domain, penggunaan judul artikel, penerapan heading dalam artikel, penggunaan operator “alt” pada objek gambar, penggunaan meta “keyword” dan “description”, pengaturan layout halaman, pengesetan file “robots.txt”, dan lain sebagainya. Sedangkan optimasi off page lebih berfokus kepada relasi situs tersebut dengan dunia luar. Dengan kata lain optimasi off page berarti memaksimalkan fungsi link yang berhubungan dengan sebuah situs, inbound dan outbound.

Inbound link berarti link yang berasal dari sebuah situs menuju sebuah halaman dari situs kita, dan sebaliknya outbound link merupakan sebuah link dari halaman situs kita menuju situs lain. Secara singkat, inbound link lebih menguntungkan ketimbang outbound link mengingat semakin banyak situs kita mendapat link dari situs lain, maka semakin pentinglah situs kita di mata mesin pencari. Namun, outbound link juga bukannya sesuatu hal yang dapat diabaikan, karena adanya sebuah link keluar pada sebuah situs menunjukkan ‘kealamian’ dari sebuah situs. Situs yang kita link dari halaman situs kita, dapat menunjukkan identitas situs kita pada mesin pencari.

Sementara ini, saya menganggap sudah cukup bagi saya untuk memberikan penjelasan tentang Search Engine Optimization, karena saya tahu lebih banyak orang yang lebih tahu tentang ilmu ini. Lebih detail mungkin bisa berkunjung kepada situs-situs SEO seperti SEObook atau SEOchat. Atau jika tidak begitu familiar dengan bahasa Inggris, situs milik CosaAranda dan Isnaini boleh menjadi rujukan.

Penggunaan Keyword Bagi Kemaslahatan Situs
Keyword atau kata kunci merupakan sebuah kata pamungkas yang selalu ditekankan dalam ilmu SEO. Penerapan dan penempatan kata kunci yang tepat mampu menghantarkan situs kita ke puncak sukses persaingan mesin pencari. Makanya, sebuah keyword diharuskan untuk selalu tampil pada setiap elemen yang ada dalam sebuah halaman situs [on page]. Keyword harus selalu tampil pada judul halaman, header, meta, content, operator “alt”, dan tentu pada nama domain.

Pada poin terakhir, yaitu domain, nampaknya sebuah hal serius yang perlu dipikirkan sebelum memulai untuk membuat sebuah situs. Nama domain tentu saja menjadi identitas sebuah situs di dunia internet. Tak seperti judul artikel yang dapat diubah setiap saat, nama domain yang terpilih akan terus berlaku selama situs tersebut ada. Jika anda sedang mengetikkan kata kunci “photoshop tips” pada situs Google dan menemukan situs “daniy.com” pada posisi nomor satu, dan situs “100photoshoptips.com” pada posisi kedua, manakah yang akan anda pilih?
Nama domain menunjukkan relevansi sebuah situs dengan sebuah topik yang dibahasnya.
Namun kemudian muncul pertanyaan, apakah pemilihan nama domain harus selalu mengandung keyword yang kita gunakan pada situs kita?

Pernah mendengar nama DoshDosh, BoingBoing, atau Gizmodo? Secara arti, nama-nama tersebut takkan memberikan penjelasan apapun tentang sesuatu. Namun, bagi mata mesin pencari, nama DoshDosh tersebut merujuk kepada internet marketing, dan Gizmodo lekat kepada ulasan tentang gadget terbaru.

Mengapa bisa? Positioning adalah jawabannya. Dan situs-situs tersebut membangun positioning mereka melalui isi yang mereka tawarkan dalam situsnya. Lagi-lagi ungkapan content is king. Tetapi memang hal itulah yang terjadi. Sebuah situs yang memberikan kualitas content bermutu yang selalu update dan mampu bertahan dalam waktu yang lama akan memberikan hasil yang luar biasa. Karena tujuan akhir sebuah situs tetaplah harus berfokus kepada pengunjung. Pengunjung organik [bukan robot] memiliki sifat loyalitas yang memungkinkan mereka untuk datang lagi ke sebuah situs yang mereka anggap telah memberikan sesuatu yang bermanfaat.

Saya menarik kesimpulan sederhana bahwa, pemilihan nama domain tidak harus selalu mengikuti kata kunci yang kita gunakan pada situs kita. Memilih nama kita sendiri untuk nama domain tidak selalu berarti menurunkan kesempatan kita untuk sukses dalam mesin pencari. Memang relatif lebih susah untuk membangun positioning terhadap sebuah kata yang tidak ada di dalam kamus. Namun, ketika kita berhasil melakukannya, hasil yang akan didapat akan lebih besar dan memuaskan.

Di dunia nyata, nama-nama berikut telah berhasil menciptakan positioning yang sesuai dengan produk yang mereka tawarkan. Bahkan menjadi nama generik.
Baygon = obat nyamuk
Levi’s = celan jeans
Honda = sepeda motor

Suatu saat mungkin Daniy = Tempat Sampah!
Bisa saja...

PS: Jika ada beberapa bagian artikel ini yang tidak sesuai, bertolak belakang, asal tulis, dan sok tahu, bolehlah menyumbangkan komentar, kritik, omelan, atau saran. Mau menyumpah juga boleh. Namanya juga artikel sampah...

Baca selengkapnya..

Thursday, February 21, 2008

Cara Membuat Artikel Berbahasa Inggris yang Orisinil dan Bermutu dengan Mudah

Berbicara tentang blog, maka tak lepas dari apa yang namanya artikel. Dan artikel pasti berupa barisan huruf-huruf yang membentuk sebuah tulisan dengan tema dan topik tertentu. Masalah yang sering dihadapi oleh bloggers kebanyakan berkisar seputar membuat artikel yang orisinil. Hal ini terutama dialami oleh bloggers yang baru saja memulai untuk membuka lahan mata pencahariannya di dunia internet.

Ketika memulai sebuah karir online earning, umumnya bloggers pemula disarankan untuk mencoba kesaktian dan keampuhan program pay-per-click AdSense milik Larry Page dan Sergey Brin. Duo Maia programmer tersebut telah menjadi selebritis terkenal tingkat dunia semenjak memerkenalkan Google AdSense sebagai program iklan online yang dapat diakses oleh web publisher seluruh dunia.

Blogger pemula dapat memulai menangguk bayaran dari Google dengan membuat sebuah blog dengan tema tertentu yang spesifik. Pilihan awal media untuk membuat blog komersil dapat dijatuhkan pada Blogger yang juga merupakan anak perusahaan Google, Inc. Sebuah kode javascript dari Google harus diletakkan dalam template blog oleh webmaster/blogger, sehingga pada saat halaman blog tersebut ditampilkan, isi iklan AdSense secara otomatis akan menyesuaikan dengan isi situs/blog yang bersangkutan.

Jika ada seorang pengunjung yang menampilkan halaman tersebut dan secara sadar/tidak sadar meng-klik salah satu unit AdSense yang tampil, maka sang pemilik blog akan mendapatkan sejumlah nominal dalam kurs dollar yang diakumulasikan dalam akun AdSense blogger yang bersangkutan. Jika sebuah link iklan yang di-klik tersebut berharga $0.7, maka dalam 1000 klik sang blogger akan mendapatkan $700.

Menggiurkan memang. Namun menanti lamanya 1000 klik pada unit iklan AdSense untuk seorang blogger pemula dengan blog yang baru dalam hitungan hari nampaknya jauh panggang dari api. Sebelum sang blogger mendapatkan klik, maka ia harus mendatangkan orang-orang yang melakukan klik tersebut: visitor/pengunjung. Percuma bila blog bagus dan indah namun tak ada pengunjung. No visitors, no clicks. Kecuali jika sang blogger benar-benar iseng dan mencoba untuk meng-klik sendiri iklan yang ada dalam halaman blognya.

Nah, mendatangkan visitor memang susah-susah gampang. Tentu ada cerita dari kawan bahwa ia telah memiliki 1000 unique visitor per hari pada blognya yang baru saja dibuatnya 3 minggu yang lalu. Mungkin jika saya sedikit skeptis, maka saya akan berasumsi bahwa sang blogger tersebut hanya seorang yang beruntung. Namun jika ditelusuri sebenar-benarnya blog yang dia miliki, maka saya pun takkan heran dan bingung jikalau dia mampu memeroleh begitu banyak pengunjung dalam waktu relatif singkat. Jawabannya ada pada unique content.

Sebuah blog dengan artikel orisinil dan memiliki informasi yang dicari oleh orang banyak akan mampu mendatangkan trafik yang tidak kecil dlam waktu singkat. Ingat, internet adalah dunia yang tidak pernah tidur sekaligus dunia dengan akses informasi tanpa yang hampir batas kecepatan. Sebuah berita yang diterbitkan dalam hitungan detik dapat langsung dibaca oleh ribuan orang dalam waktu bersamaan. Sangat mengagumkan.

Di sinilah letak kekuatan artikel orisinil atau unique content. Sebuah post yang diambil dari teknik kopas kebanyakan tidak memberikan kontribusi yang terbaik bagi sebuah blog. Jika sebuah blog memiliki banyak unique content, maka kemampuannya untuk mendatangkan lebih banyak pengunjung memiliki kans yang lebih besar. Sebab secara tidak langsung unique content menunjukkan kredibilitas sang pemilik blog yang otomatis memungkinkan pengunjung untuk kembali datang dan mengecek apakah ada artikel terbaru yang diterbitkan. Secara sederhana, pengunjung mendapatkan nilai lebih ketika mereka memilih untuk membuka blog tersebut daripada ribuan dan jutan situs lain yang ada di internet. They worthed it.

Membuat artikel orisinil bukannya barang yang gampang. Memotivasi diri sendiri untuk terus menghasilkan tulisan yang orisinil dan bermutu membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang kuat. Soal ide memang mudah untuk dicari, tetapi memotivasi diri untuk mengubahnya menjadi sebuah ide untuk artikel nampaknya butuh perjuangan.

Yang saya bicarakan barusan adalah membuat artikel orisinil dalam bahasa Indonesia. Malangnya, AdSense sampai saat ini belum mendukung AdSense for Content dalam bahasa Indonesia. Sehingga mau tidak mau, blogger harus menulis dalam bahasa Inggris, jika ingin situs blognya mampu ditempeli oleh iklan AdSense. Paling tidak menghindari kemungkinan untuk di-banned [dipecat!] dari program Google AdSense. Entah benar atau tidak, saya masih meragukan hal tersebut mengingat saya sering menemukan iklan AdSense berbahasa Indonesia [seperti NicSpace, dsb]

Lalu bagaimanakah caranya untuk membuat sebuah content orisinil lagi bermutu dan dalam bahasa Inggris pula?
Sangat gampang. Jadilah seorang seleb blog. Apa itu? Menurut kamus daniy! seleb blog adalah
  1. Blogger yang namanya sering muncul dan disebut-sebut di banyak tempat dan forum,
  2. Memiliki banyak kata PERTAMAXXX pada bagian komentar posting,
  3. Memiliki RSS feed subscriber lebih dari 100 orang, dan
  4. Jumlah komentar yang melebihi angka 20 pada setiap artikelnya [terkadang mencapai 100].
Kriteria kedua hanya berlaku untuk seleb blog Indonesia, sebab seleb blog luar negeri tidak mengenal kata PERTAMAXXX untuk kolom komentar mereka. Indonesia memang unik.

Seperti seorang selebritis, kekuatan seleb blog berada pada popularitasnya. Secara psikologis, popularitas mampu menggerakkan massa blogger yang lebih banyak untuk melakukan demonstrasi melakukan apa yang dikatakan dan dianjurkan oleh sang seleb blog. Populer gitu, loh!

Secara sederhana saya dapat memberikan contoh dari apa yang dilakukan Darren Rowse selaku seleb blog Australia dalam memperkaya diri sendiri content blognya dengan membuka lowongan guest post. Sesuai dengan namanya, guest post adalah penulisan sebuah artikel oleh seseorang yang ditujukan untuk diterbitkan pada blog orang lain. Biasanya blog yang dituju memiliki popularitas yang besar di mata khalayak.

Yang terjadi dalam fenomena guest posting adalah adanya simbiosis mutualisme antara guest blogger dengan host blogger. Guest blogger memiliki kesempatan untuk tampil dalam blog terkenal yang otomatis dapat mendongkrak popularitasnya juga secara langsung dan tidak langsung. Seperti menulis untuk dimuat dalam media majalah Tempo, akan membantu nama anda untuk lebih cepat dikenal oleh pembaca dan juga media-media lainnya. Secara SEO, jika guest blogger menyisipkan link ke blog pribadinya di antara artikel yang ditulisnya, maka ia akan mendapatkan keuntungan inbound link yang nilainya lebih tinggi ketimbang reciprocal link.

Di lain sisi host blogger akan mendapatkan lebih banyak artikel yang variatif untuk diterbitkan ke dalam blognya, karena artikel-artikel tersebut ditulis oleh orang-orang berbeda yang tentu menghasilkan bahasan dengan sudut pandang yang berbeda pula. Secara kualitas, host blogger juga tidak akan dikecewakan oleh tulisan-tulisan yang dikirimkan oleh guest blogger. Asumsinya, guest blogger akan berlomba-lomba untuk menghasilkan tulisan terbaik yang nantinya dapat dipilih untuk diterbitkan di blog sang seleb.

Darren sendiri mengatakan bahwa mekanisme tersebut menggunakan mekanisme guest posting yang dimiliki oleh WordPress. Bagi blogger yang ingin berpartisipasi, dapat terlebih dahulu membuat akun WordPress, kemudian dalam waktu 24 jam mengirimkan login account nya ke darren[at]problogger[dot]net. Darren kemudian akan memberikan petunjuk kepada blogger yang telah mendaftar untuk memasukkan artikel ke dalam blog. Secara otomatis, artikel yang dimasukkan oleh blogger peserta akan diterapkan pada kategori draft dan menunggu persetujuan dari Darren sendiri selaku pemilik blog.

Nah, sekarang bayangkan diri anda sendiri jikalau anda adalah seorang Darren Rowse. Dalam hitungan jam, anda akan menerima begitu banyak unique content yang dikirimkan langsung kepada anda. Semuanya pasti berkualitas serta siap untuk diterbitkan, dan yang pasti berBAHASA INGGRIS. Itu ‘kan yang anda cari?

Makanya, ayo jadi seleb blog!

Baca selengkapnya..

Wednesday, February 20, 2008

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online Yang Mudah dan Murah

Beberapa waktu yang lalu, saya memertanyakan sekaligus menginginkan adanya Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mudah dan murah untuk diakses. Bukan kebetulan rupanya tidak berapa lama Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional akhirnya meluncurkan KBBI online yang diberi nama KBBI daring.

Daring? apa itu? Hmm.. Saya juga belum tahu juga apakah makna dari kata "daring" tersebut. Sewaktu saya mencoba kata "daring" pada kamus online yang bersangkutan, ternyata tidak ditemukan entri yang dimaksud. Saya menduga bahwa "daring" adalah singkatan atau akronim dari sebuah istilah, tetapi hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari yang penerbitnya.

Mengenai tampilan situs sendiri, saya menyimpulkan bahwa situs ini mudah dan cepat untuk diakses. Jikalau boleh dikatakan minim grafis, hal ini sangat menolong saya yang masih menggunakan koneksi GPRS sehingga mampu mengunduh halaman lebih cepat.

Meninjau sisi kekurangan, situs ini tidak memiliki indeks yang dapat kita lihat secara langsung daftar kata-kata dalam bahasa Indonesia. Pengguna harus memasukkan kata kunci pada submit form yang ada pada bagian atas situs. Hal yang lain adalah fungsi sinonim dan akronim dari sebuah kata. Jikalau boleh berusul, sistem tampilan seperti "Encarta Dictionary Tools" rupanya boleh menjadi rujukan.

Mungkin saja ini baru versi beta yang tentu akan masih banyak penambahan dan perbaikan menuju kesempurnaan. Seperti Trans Jogja yang baru saja beroperasi pada masa uji coba.

Baca selengkapnya..

Tuesday, February 19, 2008

Hubungan Antara Lokasi dan Motivasi, serta Penerapannya dalam Aktivitas Blogging Sebagai Aktualisasi Diri yang Kontinu

place motivation graphic pop art


Dari judul di atas, jika dibuat sebuah pertanyaan “apakah ada hubungannya?”, maka jawabannya adalah ya menurut saya. Namun hubungan seperti apa yang dimaksud, maka tataran persoalannya tentu akan memiliki persepsi yang lain. Yang jelas hubungan yang dimaksud tidak serupa dengan hubungan antara Ahmad Dhani, Maia Estianty, dan Mulan Jameela [dahulu lazim dikenal sebagai Mulan Kwok sebelum bertransformasi identitas dari nuansa Oriental ke nuansa Semit].

Jika saya berada di depan komputer di kantor, maka saya akan berhadapan dengan begitu banyak pekerjaan yang menunggu untuk saling diselesaikan. Semakin cepat, semakin baik, yang artinya saya dapat menyelesaikan pekerjaan yang lain dengan tenggat waktu yang lebih cepat. Nah, jika kemudian saya dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan lebih cepat, maka ketika antrian pekerjaan sudah tidak ada lagi, maka yang ada pada saya adalah waktu luang.

Namanya waktu luang pasti bisa untuk digunakan untuk apa saja. Jika saya berpikiran malas, maka sebuah waktu luang adalah waktu untuk tidak melakukan apa-apa, berdiam diri seperti penderita autis, atau yang terburuk memejamkan mata kemudian tertidur. Untunglah saya tidak termasuk tipe yang seperti itu [sombong mode: on]. Sebagian waktu luang saya di kantor biasanya digunakan untuk membaca [buku sebab suratkabar tak lagi hadir di kantor], mengobrol [yang produktif tentunya], ber-SMS ria [dengan pacar], berinternet mengecek e-mail pribadi, blogwalking, atau menambah koleksi content di blog dengan menulis content baru.

Dari sekian banyak aktivitas yang saya gunakan untuk mengisi waktu luang adalah mengoneksikan modem Motorola L6 saya dan mulai berselancar dengan Mozilla Firefox. Pertama kali yang saya akses adalah e-mail di GoogleMail. Berhubung saya berlangganan dengan beberapa blog mulai dari problogger, dailyblogtips, hingga cosaaranda, maka bisa dipastikan bahwa setiap hari inbox saya selalu terisi dengan berbagai macam feed. Maka rutinlah saya mengikuti perkembangan dunia blog lokal, interlokal, dan internasional melalui inbox.

Lalu apa hubungannya antara motivasi masturbasi dan lokasi? Sebentar, saya ini senang menulis dengan kronologis yang spontan sehingga terkadang keluar jalur dari apa yang pada awalnya sedang dibicarakan. Jadi maaf saja. Tapi yakinlah, saya akan kembali pada topik yang sebenarnya.

Oke, kembali pada paragraf sebelumnya ketika saya kerap membaca update blog orang lain melalui inbox. Inti dari kegiatan tersebut adalah membaca artikel orang lain yang sebagian besar menulis tentang bagaimana memotivasi setiap orang untuk terjun ke dalam dunia blog dan berbagi informasi kepada sesama pengguna internet.

Ingat, setiap hari saya membuka inbox dan membaca setiap artikel baru yang pada intinya membahas bagaimana tetap berkontribusi pada blog. Namun apakah artikel-artikel yang telah saya baca tersebut telah memberikan dampaknya terhadap diri saya sendiri?

Pertanyaan yang cukup memalukan untuk saya jawab karena jawaban sebenarnya adalah belum. Mengapa belum? Saya berpatokan pada jumlah post pada blog ini yang jumlahnya jauh di bawah batas minim sebagai seorang blogger profesional. Blogger profesional katamu, Daniy? Ya, profesional. Karena setiap saya membaca artikel-artikel dalam blog orang lain tersebut, maka yang ada di dalam benak saya adalah sebuah anggapan terhadap diri sendiri yang berkata bahwa “Saya akan menjadi blogger profesional!”. Apa susahnya sih menulis setiap hari tentang apa saja dan memublikasikannya ke dalam blog?

Ternyata susah.

Saya selalu memandang diri saya sendiri sebagai seseorang yang pandai menulis, cerdik merangkai dan meracik kata, serta pintar bermain gitar dan menyanyi. Yang terakhir tidak ada hubungannya dengan topik ini. Hanya ingin pamer. Namun ketika dihadapkan kepada sebuah komitmen untuk tetap terus menulis setiap hari atau paling tidak pada interval waktu yang ajeg adalah sebuah praktek yang tidak mudah.

Soal ide saya kira bukan hal yang susah didapat. Setiap pagi saat berangkat kerja, saya selalu melewati jalan yang sama dengan kejadian dan persepsi yang berbeda. Pada pagi ini perhatian saya terpusat pada papan billboard Esia yang terpancang megah di tengah jalan arteri. Dan kemarin pagi, sebuah mikrobus tampak memasang stiker tempel yang bertuliskan “Nek ra muleh digoleki, Nang omah dinesoni” [Jawa: Jika tidak pulang ke rumah, dicari-cari. Jika di rumah malah dimarahi].

Dalam dunia ide, saya memiliki kesempatan untuk menulis tentang billboard Esia dalam berbagai sudut pandang yang dapat saya rangkum dalam pertanyaan-pertanyaan seperti ini:
  • Apakah ia sudah berdiri dengan mengindahkan ketentuan yang berlaku?
  • Benarkah promosi yang tertulis dalam billboard tersebut?
  • Apakah iklan yang tampil dalam papan billboard tersebut sudah memenuhi etika beriklan?
  • Seberapa kayakah pemilik biro iklan yang memancangkan papan iklan tersebut? dst...
Pada kasus kedua, saya mungkin saja menulis tentang sang sopir yang memiliki istri galak serupa lakon sinetron di Suami-Suami Takut Istri. Sang sopir tak punya teman curhat, sehingga ia pun ‘memaksa’ bercurhat dengan setiap orang di jalanan. Dan yang membaca curhatnya tersebut pasti takkan menaruh simpati melainkan senyum yang mendatangkan pahala.

Tapi semuanya tak pernah saya tulis dalam blog.

* * *

Hari minggu kemarin, saya dan auLia berpesiar ke pantai Glagah di Kabupaten Kulonprogo. Tidak sepenuhnya bersenang-senang mengingat kepergian ke sana juga merupakan bagian dari pekerjaannya sebagai admin LDCC. Melakukan survey terhadap salah satu tempat makan untuk pertemuan bulanan PDSR FAO.

Di sanalah saya menemukan nikmatnya berpacaran di pantai. Bukan nikmat yang itu tentunya. Namun lebih kepada keleluasan berkomunikasi dan bertukar ide. Selama setengah jam kami berbicara tentang apa yang biasanya jarang kami perbincangkan di tempat lain. Jika tidak ingat bahwa waktu telah menjelang malam, mungkin kami akan terus di sana hingga beberapa jam kemudian, dan berakhir dengan masuk angin.

Di pantai saya memiliki motivasi yang cukup untuk dengan leluasa berbicara segala ide yang mungkin belum pernah terkatakan. Nah, sekarang sudah mulai nyambung dengan judul di awal ‘kan?

Saya katakan lagi bahwa saya tidak mampu menulis dengan kontinuitas yang tetap sebab saya tidak memiliki motivasi yang kuat untuk melakukannya. Dari pengalaman empiris tersebut saya bisa sedikit menimpulkan bahwa lokasi turut menentukan motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Jika anda seorang perokok yang ingin berhenti merokok, namun berada dan beraktivitas pada lingkungan orang-orang yang merokok, maka anda takkan memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan hal tersebut.

Sama seperti saya yang memiliki waktu luang yang memungkinkan untuk menulis barang tiga paragraf untuk menambah koleksi content pada blog. Ketika berada di kost pun, terkadang saya tak mampu untuk membangkitkan gairah untuk melakukan hal yang sama. Terlalu banyak godaan dan rayuan yang membuat saya enggan menyentuh keyboard.

Suatu waktu mungkin saya harus menulis di tepi pantai dan menemukan motivasi yang sama. Tapi yang jelas saya takkan menemukan sinyal GPRS di sana.

Baca selengkapnya..

Monday, February 18, 2008

Trans Jogja, Cara Baru Bertransportasi dan Memindahkan Diri

trans jogja bus graphic pop art

Pagi ini, telah kutemui bus kuning hijau itu berselancar di tengah hiruk pikuknya lalulintas Jogja. Sesekali ia pasti berhenti pada bangunan halte berukuran 2,5m x 10m setinggi satu meter lebih dengan bahan kaca bening yang dominan. Halte tersebut sudah lumayan familiar bagi saya beberapa minggu terakhir, namun sang bus sendiri, baru kali ini aku melihatnya. Tepat pada sisi samping bus, saya dapat dengan jelas mengeja “Trans Jogja”

Sekilas bus Trans Jogja memang berukuran lain dengan bus Kopata, Aspada, dan sebangsanya. Postur fisiknya terlihat lebih tinggi dan lebar, namun dengan panjang yang lebih pendek dari bus kota biasa. Saya memang tak pernah mengukur secara langsung dengan meteran, tapi setidaknya itulah persepsi metrik yang saya dapatkan ketika melihat bus Patas Trans Jogja.

Beroperasinya Trans Jogja saat ini, menambah pilihan moda transportasi masyarakat Jogja yang selama ini lebih banyak dikecewakan dengan keberadaan bus kota “tradisional” yang identik dengan kumuh, sesak, panas, lelet, sarang copet, ugal-ugalan, dan berpuluh macam keluhan yang pasti timbul ketika menjejakkan kaki ke dalam bus kota. Satu-satunya keuntungan yang bisa diambil oleh masyarakat penumpang adalah bus tersebut merupakan satu-satunya alat transportasi umum yang akomodatif dan mampu teraih oleh kocek yang pas-pasan. Walaupun tarif bus kian tahun kian mencekik, tetap saja bus kota adalah pilihan terbaik untuk jarak perjalanan yang cukup jauh ketimbang memilih becak, andong, apalagi taksi.
Kopata, Aspada, dan sebangsanya memang satu-satunya alat transportasi yang paling ideal dan masuk akal jika anda berdomisili di Gondomanan dan beraktivitas kerja setiap hari di Condongcatur.
Namun bus “tradisional” kini telah mendapatkan rivalnya. Alat transportasi yang baru ini merupakan perpaduan antara kapasitas penumpang yang maksimal dengan kenyamanan setingkat taksi sedan. Keunggulan ini ditambah pula dengan waktu pemberangkatan bus yang benar-benar terjadwal. Penumpang tidak akan lagi menjadi pihak lemah tertindas yang selalu harus mengalahkan kepentingan waktunya dengan kepentingan kejar setoran sang sopir yang ngetem hingga bus terisi penuh.

Bukannya saya tidak berpihak kepada sang sopir yang notabene adalah kaum lemah yang juga tertindas, namun seorang konsumen takkan pernah merasa kepentingannya salah. Di sini kepentingan saya yang selalu menjadi konsumen jasa transportasi amburadul itu ingin tiba tepat waktu, beradu dengan kepentingan sopir bus yang ingin meraih penumpang sebanyak-banyaknya. Saya ingin cepat. Sopir ingin banyak.

* * *

Melihat sekilas setiap hari, ingin rasanya suatu ketika untuk mencoba menumpang padanya. Tidak untuk menuju suatu tempat, namun hanya ingin ikut berkeliling saja dengannya. Jika saya merealisasikannya dalam waktu dekat, mungkin saya masih mungkin untuk menikmati harga tiket masa ujicoba yang hanya seharga satu eksemplar koran Kompas di sore hari. Seribu rupiah.

Baca selengkapnya..

Design by Dzelque Blogger Templates 2007-2008