Arti Sebuah Nama, Pemilihan Domain yang Kontra SEO, Mungkinkah?
Sering sekali saya melihat dan membaca berbagai tulisan mengulas tentang Search Engine Optimization yang bertujuan menempatkan posisi yang nyaman [baca: halaman pertama] sebuah situs dalam SERP. Topik SEO saat ini telah menjadi sebuah bahasan yang tergolong sebagai hot topics mengingat teknik optimasi mesin pencari merupakan sebuah disiplin ilmu non-eksak yang terus mengalami perubahan setiap waktunya. Maka, ketika terjadi sebuah perubahan kondisi atau sebutlah fenomena yang di luar kebiasaan, sebagai misal sandbox, maka teori-teori baru yang menerangkan tentang fenomena tersebut mulai bermunculan. Saat itulah teori SEO mengalami revisi dan sekian kali pembaruan.
Bahasan Singkat Tentang SEO
Namun hal apa sajakah yang sebenarnya memengaruhi search engine untuk menempatkan sebuah situs pada halaman pertama hasil pencariannya?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang dijawab oleh ilmu SEO dengan menggolongkannya ke dalam 2 jenis optimasi: On page optimization dan off page optimization. On page optimization merupakan teknik SEO yang diterapkan pada situs itu sendiri. Sederhananya, optimasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan seluruh informasi yang ada di dalam situs agar dapat dengan mudah dibaca dan diindeks oleh robot mesin pencari. Logikanya, semakin banyak informasi yang diindeks, semakin relevan informasi yang dicatatkan oleh robot pencari, maka kemungkinan sebuah situs untuk bertengger pada halaman pertama hasil pencarian search engine.
Optimasi on page berkisar pada pemilihan nama domain, penggunaan judul artikel, penerapan heading dalam artikel, penggunaan operator “alt” pada objek gambar, penggunaan meta “keyword” dan “description”, pengaturan layout halaman, pengesetan file “robots.txt”, dan lain sebagainya. Sedangkan optimasi off page lebih berfokus kepada relasi situs tersebut dengan dunia luar. Dengan kata lain optimasi off page berarti memaksimalkan fungsi link yang berhubungan dengan sebuah situs, inbound dan outbound.
Inbound link berarti link yang berasal dari sebuah situs menuju sebuah halaman dari situs kita, dan sebaliknya outbound link merupakan sebuah link dari halaman situs kita menuju situs lain. Secara singkat, inbound link lebih menguntungkan ketimbang outbound link mengingat semakin banyak situs kita mendapat link dari situs lain, maka semakin pentinglah situs kita di mata mesin pencari. Namun, outbound link juga bukannya sesuatu hal yang dapat diabaikan, karena adanya sebuah link keluar pada sebuah situs menunjukkan ‘kealamian’ dari sebuah situs. Situs yang kita link dari halaman situs kita, dapat menunjukkan identitas situs kita pada mesin pencari.
Sementara ini, saya menganggap sudah cukup bagi saya untuk memberikan penjelasan tentang Search Engine Optimization, karena saya tahu lebih banyak orang yang lebih tahu tentang ilmu ini. Lebih detail mungkin bisa berkunjung kepada situs-situs SEO seperti SEObook atau SEOchat. Atau jika tidak begitu familiar dengan bahasa Inggris, situs milik CosaAranda dan Isnaini boleh menjadi rujukan.
Penggunaan Keyword Bagi Kemaslahatan Situs
Keyword atau kata kunci merupakan sebuah kata pamungkas yang selalu ditekankan dalam ilmu SEO. Penerapan dan penempatan kata kunci yang tepat mampu menghantarkan situs kita ke puncak sukses persaingan mesin pencari. Makanya, sebuah keyword diharuskan untuk selalu tampil pada setiap elemen yang ada dalam sebuah halaman situs [on page]. Keyword harus selalu tampil pada judul halaman, header, meta, content, operator “alt”, dan tentu pada nama domain.
Pada poin terakhir, yaitu domain, nampaknya sebuah hal serius yang perlu dipikirkan sebelum memulai untuk membuat sebuah situs. Nama domain tentu saja menjadi identitas sebuah situs di dunia internet. Tak seperti judul artikel yang dapat diubah setiap saat, nama domain yang terpilih akan terus berlaku selama situs tersebut ada. Jika anda sedang mengetikkan kata kunci “photoshop tips” pada situs Google dan menemukan situs “daniy.com” pada posisi nomor satu, dan situs “100photoshoptips.com” pada posisi kedua, manakah yang akan anda pilih?
Pernah mendengar nama DoshDosh, BoingBoing, atau Gizmodo? Secara arti, nama-nama tersebut takkan memberikan penjelasan apapun tentang sesuatu. Namun, bagi mata mesin pencari, nama DoshDosh tersebut merujuk kepada internet marketing, dan Gizmodo lekat kepada ulasan tentang gadget terbaru.
Mengapa bisa? Positioning adalah jawabannya. Dan situs-situs tersebut membangun positioning mereka melalui isi yang mereka tawarkan dalam situsnya. Lagi-lagi ungkapan content is king. Tetapi memang hal itulah yang terjadi. Sebuah situs yang memberikan kualitas content bermutu yang selalu update dan mampu bertahan dalam waktu yang lama akan memberikan hasil yang luar biasa. Karena tujuan akhir sebuah situs tetaplah harus berfokus kepada pengunjung. Pengunjung organik [bukan robot] memiliki sifat loyalitas yang memungkinkan mereka untuk datang lagi ke sebuah situs yang mereka anggap telah memberikan sesuatu yang bermanfaat.
Saya menarik kesimpulan sederhana bahwa, pemilihan nama domain tidak harus selalu mengikuti kata kunci yang kita gunakan pada situs kita. Memilih nama kita sendiri untuk nama domain tidak selalu berarti menurunkan kesempatan kita untuk sukses dalam mesin pencari. Memang relatif lebih susah untuk membangun positioning terhadap sebuah kata yang tidak ada di dalam kamus. Namun, ketika kita berhasil melakukannya, hasil yang akan didapat akan lebih besar dan memuaskan.
Di dunia nyata, nama-nama berikut telah berhasil menciptakan positioning yang sesuai dengan produk yang mereka tawarkan. Bahkan menjadi nama generik.
Baygon = obat nyamuk
Levi’s = celan jeans
Honda = sepeda motor
Suatu saat mungkin Daniy = Tempat Sampah!
Bisa saja...
PS: Jika ada beberapa bagian artikel ini yang tidak sesuai, bertolak belakang, asal tulis, dan sok tahu, bolehlah menyumbangkan komentar, kritik, omelan, atau saran. Mau menyumpah juga boleh. Namanya juga artikel sampah...
Bahasan Singkat Tentang SEO
Namun hal apa sajakah yang sebenarnya memengaruhi search engine untuk menempatkan sebuah situs pada halaman pertama hasil pencariannya?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang dijawab oleh ilmu SEO dengan menggolongkannya ke dalam 2 jenis optimasi: On page optimization dan off page optimization. On page optimization merupakan teknik SEO yang diterapkan pada situs itu sendiri. Sederhananya, optimasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan seluruh informasi yang ada di dalam situs agar dapat dengan mudah dibaca dan diindeks oleh robot mesin pencari. Logikanya, semakin banyak informasi yang diindeks, semakin relevan informasi yang dicatatkan oleh robot pencari, maka kemungkinan sebuah situs untuk bertengger pada halaman pertama hasil pencarian search engine.
Optimasi on page berkisar pada pemilihan nama domain, penggunaan judul artikel, penerapan heading dalam artikel, penggunaan operator “alt” pada objek gambar, penggunaan meta “keyword” dan “description”, pengaturan layout halaman, pengesetan file “robots.txt”, dan lain sebagainya. Sedangkan optimasi off page lebih berfokus kepada relasi situs tersebut dengan dunia luar. Dengan kata lain optimasi off page berarti memaksimalkan fungsi link yang berhubungan dengan sebuah situs, inbound dan outbound.
Inbound link berarti link yang berasal dari sebuah situs menuju sebuah halaman dari situs kita, dan sebaliknya outbound link merupakan sebuah link dari halaman situs kita menuju situs lain. Secara singkat, inbound link lebih menguntungkan ketimbang outbound link mengingat semakin banyak situs kita mendapat link dari situs lain, maka semakin pentinglah situs kita di mata mesin pencari. Namun, outbound link juga bukannya sesuatu hal yang dapat diabaikan, karena adanya sebuah link keluar pada sebuah situs menunjukkan ‘kealamian’ dari sebuah situs. Situs yang kita link dari halaman situs kita, dapat menunjukkan identitas situs kita pada mesin pencari.
Sementara ini, saya menganggap sudah cukup bagi saya untuk memberikan penjelasan tentang Search Engine Optimization, karena saya tahu lebih banyak orang yang lebih tahu tentang ilmu ini. Lebih detail mungkin bisa berkunjung kepada situs-situs SEO seperti SEObook atau SEOchat. Atau jika tidak begitu familiar dengan bahasa Inggris, situs milik CosaAranda dan Isnaini boleh menjadi rujukan.
Penggunaan Keyword Bagi Kemaslahatan Situs
Keyword atau kata kunci merupakan sebuah kata pamungkas yang selalu ditekankan dalam ilmu SEO. Penerapan dan penempatan kata kunci yang tepat mampu menghantarkan situs kita ke puncak sukses persaingan mesin pencari. Makanya, sebuah keyword diharuskan untuk selalu tampil pada setiap elemen yang ada dalam sebuah halaman situs [on page]. Keyword harus selalu tampil pada judul halaman, header, meta, content, operator “alt”, dan tentu pada nama domain.
Pada poin terakhir, yaitu domain, nampaknya sebuah hal serius yang perlu dipikirkan sebelum memulai untuk membuat sebuah situs. Nama domain tentu saja menjadi identitas sebuah situs di dunia internet. Tak seperti judul artikel yang dapat diubah setiap saat, nama domain yang terpilih akan terus berlaku selama situs tersebut ada. Jika anda sedang mengetikkan kata kunci “photoshop tips” pada situs Google dan menemukan situs “daniy.com” pada posisi nomor satu, dan situs “100photoshoptips.com” pada posisi kedua, manakah yang akan anda pilih?
Nama domain menunjukkan relevansi sebuah situs dengan sebuah topik yang dibahasnya.Namun kemudian muncul pertanyaan, apakah pemilihan nama domain harus selalu mengandung keyword yang kita gunakan pada situs kita?
Pernah mendengar nama DoshDosh, BoingBoing, atau Gizmodo? Secara arti, nama-nama tersebut takkan memberikan penjelasan apapun tentang sesuatu. Namun, bagi mata mesin pencari, nama DoshDosh tersebut merujuk kepada internet marketing, dan Gizmodo lekat kepada ulasan tentang gadget terbaru.
Mengapa bisa? Positioning adalah jawabannya. Dan situs-situs tersebut membangun positioning mereka melalui isi yang mereka tawarkan dalam situsnya. Lagi-lagi ungkapan content is king. Tetapi memang hal itulah yang terjadi. Sebuah situs yang memberikan kualitas content bermutu yang selalu update dan mampu bertahan dalam waktu yang lama akan memberikan hasil yang luar biasa. Karena tujuan akhir sebuah situs tetaplah harus berfokus kepada pengunjung. Pengunjung organik [bukan robot] memiliki sifat loyalitas yang memungkinkan mereka untuk datang lagi ke sebuah situs yang mereka anggap telah memberikan sesuatu yang bermanfaat.
Saya menarik kesimpulan sederhana bahwa, pemilihan nama domain tidak harus selalu mengikuti kata kunci yang kita gunakan pada situs kita. Memilih nama kita sendiri untuk nama domain tidak selalu berarti menurunkan kesempatan kita untuk sukses dalam mesin pencari. Memang relatif lebih susah untuk membangun positioning terhadap sebuah kata yang tidak ada di dalam kamus. Namun, ketika kita berhasil melakukannya, hasil yang akan didapat akan lebih besar dan memuaskan.
Di dunia nyata, nama-nama berikut telah berhasil menciptakan positioning yang sesuai dengan produk yang mereka tawarkan. Bahkan menjadi nama generik.
Baygon = obat nyamuk
Levi’s = celan jeans
Honda = sepeda motor
Suatu saat mungkin Daniy = Tempat Sampah!
Bisa saja...
PS: Jika ada beberapa bagian artikel ini yang tidak sesuai, bertolak belakang, asal tulis, dan sok tahu, bolehlah menyumbangkan komentar, kritik, omelan, atau saran. Mau menyumpah juga boleh. Namanya juga artikel sampah...
0 komentar:
Post a Comment