Showing posts with label jogja. Show all posts
Showing posts with label jogja. Show all posts

Sunday, February 24, 2008

Dollar Ngepet 2008: Meningkatkan Konsistensi dan Ketahanan Mental Bisnis Online dalam Menghadapi Tantangan Tahun 2008

dollar ngepet seo graphic art


Menghadapi tantangan dunia usaha online dan segala aspek yang berhubungan dengannya, maka diperlukan sebuah pemahaman serta pembelajaran yang bersifat kontinu. Hal ini dapat diterapkan dengan diselenggarakannya forum, diskusi, seminar, atau pertemuan informal yang membahas tentang topik yang bersangkutan.

Menyambut tahun 2008 serta Imlek tahun tikus, forum Jumatan [dot] com Insya Allah akan menyelenggarakan sebuah forum diskusi terbuka mengenai online earning pada tanggal 5-6 April. Berbekal kesuksesan acara serupa pada penghujung tahun sebelumnya: "Tolak Banned 2207" , forum diskusi bertajuk "Dollar Ngepet 2008" ini menghadirkan master-master [tidak termasuk king master untuk jual beli mobil 2nd] dalam dunia internet marketing:
  • FreeBloggerTemplates alias Isnaini
  • Pogung 177 alias Dwi Hermanto
  • Jumbet alias Irawan
  • Joomblo alias Yudhis
  • Mahasiswa Bodoh alias Ilham Saibi
  • dan artis ibukota master pendukung lainnya...
Darren Rowse dan Jeremy Schoemaker dikabarkan sangat berminat menjadi peserta dalam forum diskusi ini, namun tipis kemungkinannya untuk dapat ikut berpartisipasi mengingat jadwal panggung mereka yang cukup padat.

Informasi pendaftaran sampai artikel ini diturunkan belum dapat dikonfirmasikan. Bagi yang berminat, dapat menunggu informasi dari blog rekan Isnaini atau rekan Ilham Saibi. Dapat juga berlangganan melalui RSS feed blog sampah ini untuk mendapatkan update sampah terbaru.

Baca selengkapnya..

Monday, February 18, 2008

Trans Jogja, Cara Baru Bertransportasi dan Memindahkan Diri

trans jogja bus graphic pop art

Pagi ini, telah kutemui bus kuning hijau itu berselancar di tengah hiruk pikuknya lalulintas Jogja. Sesekali ia pasti berhenti pada bangunan halte berukuran 2,5m x 10m setinggi satu meter lebih dengan bahan kaca bening yang dominan. Halte tersebut sudah lumayan familiar bagi saya beberapa minggu terakhir, namun sang bus sendiri, baru kali ini aku melihatnya. Tepat pada sisi samping bus, saya dapat dengan jelas mengeja “Trans Jogja”

Sekilas bus Trans Jogja memang berukuran lain dengan bus Kopata, Aspada, dan sebangsanya. Postur fisiknya terlihat lebih tinggi dan lebar, namun dengan panjang yang lebih pendek dari bus kota biasa. Saya memang tak pernah mengukur secara langsung dengan meteran, tapi setidaknya itulah persepsi metrik yang saya dapatkan ketika melihat bus Patas Trans Jogja.

Beroperasinya Trans Jogja saat ini, menambah pilihan moda transportasi masyarakat Jogja yang selama ini lebih banyak dikecewakan dengan keberadaan bus kota “tradisional” yang identik dengan kumuh, sesak, panas, lelet, sarang copet, ugal-ugalan, dan berpuluh macam keluhan yang pasti timbul ketika menjejakkan kaki ke dalam bus kota. Satu-satunya keuntungan yang bisa diambil oleh masyarakat penumpang adalah bus tersebut merupakan satu-satunya alat transportasi umum yang akomodatif dan mampu teraih oleh kocek yang pas-pasan. Walaupun tarif bus kian tahun kian mencekik, tetap saja bus kota adalah pilihan terbaik untuk jarak perjalanan yang cukup jauh ketimbang memilih becak, andong, apalagi taksi.
Kopata, Aspada, dan sebangsanya memang satu-satunya alat transportasi yang paling ideal dan masuk akal jika anda berdomisili di Gondomanan dan beraktivitas kerja setiap hari di Condongcatur.
Namun bus “tradisional” kini telah mendapatkan rivalnya. Alat transportasi yang baru ini merupakan perpaduan antara kapasitas penumpang yang maksimal dengan kenyamanan setingkat taksi sedan. Keunggulan ini ditambah pula dengan waktu pemberangkatan bus yang benar-benar terjadwal. Penumpang tidak akan lagi menjadi pihak lemah tertindas yang selalu harus mengalahkan kepentingan waktunya dengan kepentingan kejar setoran sang sopir yang ngetem hingga bus terisi penuh.

Bukannya saya tidak berpihak kepada sang sopir yang notabene adalah kaum lemah yang juga tertindas, namun seorang konsumen takkan pernah merasa kepentingannya salah. Di sini kepentingan saya yang selalu menjadi konsumen jasa transportasi amburadul itu ingin tiba tepat waktu, beradu dengan kepentingan sopir bus yang ingin meraih penumpang sebanyak-banyaknya. Saya ingin cepat. Sopir ingin banyak.

* * *

Melihat sekilas setiap hari, ingin rasanya suatu ketika untuk mencoba menumpang padanya. Tidak untuk menuju suatu tempat, namun hanya ingin ikut berkeliling saja dengannya. Jika saya merealisasikannya dalam waktu dekat, mungkin saya masih mungkin untuk menikmati harga tiket masa ujicoba yang hanya seharga satu eksemplar koran Kompas di sore hari. Seribu rupiah.

Baca selengkapnya..

Design by Dzelque Blogger Templates 2007-2008